itemscope='' itemtype='http://schema.org/WebPage'>

Monday, January 26, 2015

Betapa Hebatnya Muslim di Indonesia

1 comment:
Assalamualaikum wr.wb
Saya kali ini akan memposting blog tentang “betapa hebatnya Muslim di Indonesia”
Saya merasakan selama ini toleransi antar umat beragama sudah kondusif.Seperti contoh, sekarang sudah banyak acara silaturahim setelah Idul Fitri, ada yang menyebut halal bi halal,  selalu saja dihadiri orang-orang non muslim dengan kesadaran, bukan diajak.Begitu juga acara buka bersama Ramadhan tidak sedikit orang non-Muslim ikut hadir.Acara hari-hari besar islam di sekolah atau disekolah sama halnya juga.
Kalaupun ada kejadian rusuh, biasanya itu permainan elit politik orang pusat yang mendompleng agama, makanya kejadiannya jauh dari pusat kota.di kota-kota besar sangat jarang terjadi.
Akhir-akhir ini kita sering merasa terusik kedamaian dan ketentraman yang sudah kami rasakan dengan ulah wacana para petinggi negeri ini, termasuk sebagian dari para menterinya.Sepertinya lidah ini begitu saja lepas keluar kalimat yang tidak difikirkan dampak-dampak dan pengaruhnya terhadap kehidupan beragama.
Kita juga merasakan adanya pemaksaan secara halus, agar kami meninggalkan keyakinan yang kami anut.Dengan mudahnya tuduhan bahkan vonis “intoleransi” kepada orang-orang yang ingin mentaati ajaran agamanya.Apakah kalau kami ingin menghormati agama Nasrani harus pakai baju Natal? Apakah jika kami tidak hadir natalan atau tidak pakai baju natal berarti kami tidak toleransi? Padahal toleransi yang kami fahami adalah kita saling menghormati “adanya perbedaan”.Justru karena kami menghormati perbedaan keyakinan maka kami tidak akan datang, supaya tidak saling merusak keyakinan masing-masing.
Kami juga merasakan ada kerancuan istilah yang dipaksakan antara “kebebasan berpikir” dan “Pembajakan Agama”.Kita menghargai kebebasan berfikir, tapi kita menegutuk pembajakan agama.Sebagaimana kita mendukung Hak Paten, Haki dsb.Mengapa kita tidak menghargai aliran, mazhab apapun dari Islam, sepanjang tidak keluar mainstream, pokok-pokok ajaran yang tertuang dalam kitab suci? Tetapi jika sudah berbeda 180 derajat dari kitab suci tapi masih mengaku Islam itulah yang namanya “Pembajakan Agama”yang harus kita kutuk.
Untuk itu saya akan menyampaikan fakta-fakta secara terang benderang, yang menununjukkan bahwa UMAT ISLAM SUDAH TERLALU BANYAK MENGALAH.Karena itu jangan diusik-usik lagi ketenangan yang sudah kita rasakan bersama.Jika terjadi pemberontakan sebagian umat yang merasa terusik akibat kebijakan yang tidak bijak, maka sebenarnya yang menciptakan intoleransi, kekerasan dan terorisme akibat dari kebijakan itu sendiri.Jangan salahkan anak sekolah mencari Ilmu agama di luar sekolah yang sulit kita kontrol, jika mereka yang tidak puas mendapatkan pelajaran agam di sekolahnya.
Sedikit fakta sejarah berikut ini mudah-mudahan kita akan mendapatkan gambaran bahwa selama ini umat islamlah yang paling banyak toleransi, mengalah serta paling mengerti masyarakat heterogen dan majemuk.
Masih kurang percayaa? Mari kita lihat fakta-fakta sebagai berikut:
1.     Penghapusan tujuh kata dalam piagam Jakarta, karena ada isu ancaman dari Indonesia Timur akan memisahkan diri dari Indonesia.Hingga saat ini isu itu masih misterius siapa oknum yang mengancam itu.Umat Islam pun menerima dengan ikhlas.
2.     Kalender Nasional dan Kalender Pendidikan memakai kalender Masehi (Nashrani), bukan kalender Islam (Hijriyah) sehingga sangat susah dan ribet ketika menentukan libur Ramadhan dan libur Hari Raya, terutama mengatur liburan sekolah, umat islampun dapat menerima dengan ikhlas.
3.     Hari libur pekanan hari Minggu (Nashrani), bukan hari besar Islam (Jum’at) dan umat islam juga mengalah.
4.     Tahun Baru Imlek dan Tahun Baru Masehi perayaannya jauh lebih besar dan lebih gebyar dari pada Tahun Baru Islam.Lagi lagi umat Islam tidak iri hati.
5.     Pemaksaan asas tunggal terhadap organisasi apapun pada zaman Orde Baru yang di rekayasa oleh kelompok “Tanah Abang”, lagi lagi Umat Islam yang sangat terpojok pada saat itu, sampai terjadi meletusnya peristiwa Tanjung Priok (dimana korbannya dari umat Islam ditengarai menjadi lebih dari 400 orang) para aktifis HAM pun bungkam.Mungkin karena korbannya umat Islam.
6.     Pemecatan siswi berjilbab, dari SLTA Negeri selama 12 tahun, (1980-1992) sampai banyak korban gadis berjilbab yang diusir dari sekolah negeri.Dan kita tahu siapa Dirjen Dikdasmen waktu itu yang mengeluarkan surat edaran pelarangan?Seorang non Muslim.Orang-orang tidak ada yang teriak HAM, termasuk aktifis HAM nya juga cicing wae.
7.     Nama-nama gedung besar terutama di Jakarta, sangat kental dengan bahasa yang digunakan oleh non Muslim.Contoh: (Gedung Arthaloka, Gedung Graha Purna Yudha, Gedung Manggala Wana Bhakti, dsb).
8.     Lebih dari 30 jenis-jenis penghargaan oleh Presiden, semuanya memakai nama-nama yang juga sangat kental dengan bahasa yang digunakan oleh non Muslim. Contoh: Bintang Kartika Eka Pakci, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Swa Bhuwana Paksa, dan umat Islam pun tidak mempermasalahkannya.
9.     Peristiwa Ambon yang sangat jelas, pembantaian terhadap orang-orang yang baru selesai shalat Ied, saksinya jutaan manusia, tetapi sampai di luar negeri beritanya jadi sangat terbalik, bahwa umat Islam-lah yang mendahului.(Kita sudah jatuh, tertimpa tangga pula.Sudah dibantai difitnah pula).
10.                 Komposisi PNS dan pejabat berdasarkan agama di beberapa provinsi tidak proposional jika dibanding dengan komposisi agama penduduknya.Toh umat Islam tidak mempermasalahkan.
11.                        Mari bicara soal korban berbagai pembantaian di negeri ini.Siapa lagi jadi korban? Semua umat Islam.Kasus Peristiwa Priok, Kasus Lampung, Kasus Cisendo, Kasus Woyla, Aceh, Ambon.
12.                        Rekayasa global dengan isu terorisme, buatan Amerika yang imbasnya di Indonesia, sampai-sampai pesantren pun ada yang menjadi korban tuduhan.Bahkan kita harus menerima seolah-olah kalau bicara terorisme itu konotasinya selalu umat Islam.

Betapa baik hati dan tolerannya umat Islam di Indonesia.Ternyata masih dianggap kurang, masih dianggap intoleran, JADI APA SIH YANG SEBENARNYA DIINGINKAN?
Jadi, kita sebagai muslim Indonesia sepatutnya kita bahagia karena kita merupakan umat muslim yang bertoleransi.Tetapi, jangan sampai kita terlena oleh toleransi karena bisa menjebak kita ke dalam "Pembajakan Agama".
Sekian dari saya dan jangan lupa commentnya.


Assalamualaikum wr.wb

1 comment:

 
back to top